Sunday 6 August 2017

Slamet Nurcahyo dan Boaz Solossa, Jagonya Pengumpan.


Meski bukan sebagai Pencetak Gol Terbanyak, peran Slamet Nurcahyo dan Boaz Solossa sangat penting bagi klubnya. Separuh musim perjalanan Liga 1 musim 2017, Slamet Nurcahyo dan  Boaz Solossa mencatatkan dirinya sebagai Jagonya Pengumpan berbuah Gol alias sebagai  Raja Assist. 

Duo bomber asing yaitu Peter Odemwingie dan Sylvano Comvalius, memang melesat dengan koleksi 13 gol. Tapi, urusan assist berujung gol, duo lokal jagonya. Merekalah Slamet Nurcahyo dan Boaz Solossa. Demikian hasil laporan resmi PT Liga Indonesia Baru, yang dilansir situs resminya di Liga-Indonesia.id.

Bersama Madura United, Slamet menggebrak sejak awal. Gelandang serang yang akrab disapa Cahyo ini, jadi pilar vital prosesi Laskar Sape Kerap merebut posisi puncak klasemen akhir putaran I Liga 1 2017 bersama Madura United. Slamet adalah penopang utama manuver dahsyat Odemwingie.

Pria berpostur 165 cm ini melesat dengan menyajikan assist efektif. Total 8 assist dibukukan Slamet dan itu sangat membantu pergerakan Madura United di klasemen. Statistik assist-nya berbanding lurus dengan akurasi operannya yang mencapai 77%. Umpannya hampir selalu tepat sasaran.

Tak heran jika arsitek Mario Gomes de Olivera kesengsem berat dengan Slamet. Namanya tak pernah absen di susunan skuat inti. Ia tampil di 16 dari total 17 laga Madura United di putaran I. Ia hanya sekali tak beredar di lapangan. Itu pun lantaran sanksi akumulasi kartu kuning.

Baca Juga : Zinedine Zidane, Dua Musim di Real Madrid, Dua kali Juara Liga Champions.

Slamet beraksi 1.375 menit sepanjang 16 laga Madura United di putaran I. Gayanya unik. Tak cuma lihai menyodorkan operan akurat, Slamet juga mampu melencarkan penetrasi hingga ke jantung pertahanan lawan. Cepat dan lugas, ia jadi virus menakutkan bagi para bek lawan.

Sejauh ini, hanya Boaz yang sanggup mendekati derap keren Slamet. Bedanya, Boaz bukanlah playmaker seperti Slamet. Boaz striker murni Persipura Jayapura. Dan, itu pula yang memunculkan kesan unik. Selain bertugas memburu gol, ia pun bisa berperan sebagai pelayan.

Tengok torehan gol Boaz bersama Persipura. Di putaran I, ia mengalirkan 5 gol buat tim Mutiara Hitam. Assist-nya juga oke. Tampil di 12 laga dengan durasi 1.019 menit, Boaz Solossa menyumbang 7 assist jitu. Empat di antaranya dalam 1 laga, yakni saat Persipura membantai Mitra Kutai Kartanegara 6-0.

Boaz, adik kandung Ortizan Solossa, bukanlah striker yang kerjanya hanya menunggu umpan di kotak penalti lawan. Ia rajin. Ia mampu bergerak melebar ke sisi lapangan atau bahkan sedikit mundur guna mencari bola. Ia jeli melihat celah. Seketika ia bisa melepaskan assist berujung gol.

Seperti halnya Slamet, Boaz pun berperan sentral dalam permainan Persipura. Kontribusinya membantu skuat besutan Wanderley Machado da Silva Junior bersaing sengit di jalur pacu juara. Boaz sebagai katrol utama Persipura hingga mampu menutup putara I di urutan 3 dengan raihan 31 poin.

Menurut laporan Liga-Indonesia.id, di bawah Slamet dan Boaz ada Tijani Belaid, playmaker Sriwijaya FC. Meski hanya tampil di 12 laga dengan durasi 875 menit, ia tetap produktif dalam urusan menyodorkan assist jitu. Tak sederas Slamet dan Boaz, tapi gelontoran assist-nya menentukan akselerasi Laskar Wong Kito.

Belaid bukukan 6 assist jitu di putaran I. Sayangnya, keterampilan Belaid tak berbanding lurus dengan pencapaian Sriwijaya FC di klasemen. Ditahan Perseru Serui 0-0 pada laga penutup putaran I, Sriwijaya FC tak bergerak di urutan 15. Dari 17 laga, mereka hanya bisa mengantongi 20 poin.

No comments:

Post a Comment

OPINI / ESAI :

Jadikan Piala Presiden seperti Copa del Rey

Piala Presiden seperti Copa del Rey ? Kenapa tidak ?